
Thrifting Jadi Gaya Hidup Baru Anak Muda
Beberapa tahun terakhir, thrift fashion Indonesia berkembang pesat dan jadi bagian penting dari gaya hidup anak muda. Thrifting atau belanja pakaian bekas berkualitas bukan lagi dianggap memalukan, justru menjadi simbol kreativitas, keunikan, dan kepedulian lingkungan.
Dulu, pakaian bekas identik dengan pasar loak dan stigma negatif. Kini, thrift store bermunculan di kota besar, menawarkan kurasi outfit branded bekas yang masih sangat layak pakai. Banyak anak muda menjadikan thrifting sebagai hobi sekaligus sumber penghasilan dari jual-beli baju second.
Popularitas tren ini juga didorong oleh media sosial. Banyak fashion influencer membagikan tips mix & match pakaian thrift, membuat tampil stylish tidak lagi harus mahal.
◆ Alasan Thrift Fashion Diminati
Ada beberapa alasan kenapa thrift fashion Indonesia makin digemari Gen Z dan milenial. Pertama, harga murah. Pakaian berkualitas dari brand luar bisa dibeli dengan harga puluhan ribu, jauh lebih murah dibanding fast fashion baru.
Kedua, keunikan. Barang thrift biasanya one of a kind sehingga memberi kesan eksklusif dan personal bagi pemakainya. Ini cocok untuk anak muda yang ingin tampil beda dari tren mainstream.
Ketiga, kepedulian lingkungan. Thrifting mengurangi limbah tekstil dan konsumsi fast fashion yang boros sumber daya. Banyak anak muda merasa thrifting adalah bentuk kontribusi kecil mereka menyelamatkan bumi.
◆ Ragam Produk Thrift yang Populer
Tren thrift fashion Indonesia mencakup banyak jenis produk fesyen, di antaranya:
-
Outerwear: Jaket denim, windbreaker vintage, coat oversized.
-
Kaos dan kemeja branded: Adidas, Nike, Uniqlo, Ralph Lauren, dll.
-
Celana jeans dan chino: Model vintage yang kini kembali tren.
-
Tas dan sepatu second: Produk kulit atau kanvas branded yang masih layak pakai.
-
Aksesoris: Topi, syal, dan sabuk unik dari koleksi lawas.
Barang-barang ini banyak dijual di pasar Senen, Gedebage, Pasar Baru, hingga toko online Instagram dan TikTok Shop.
◆ Dampak Ekonomi Thrift Fashion
Pertumbuhan thrift fashion Indonesia memberi dampak positif besar. Banyak anak muda memulai usaha kecil dari jualan baju bekas kurasi, menciptakan lapangan kerja dan penghasilan baru.
Selain itu, industri ini menghidupkan kembali pasar tradisional. Pasar loak yang dulu sepi kini ramai dikunjungi pemburu fashion second. Ini meningkatkan pendapatan pedagang kecil dan menggerakkan ekonomi lokal.
Tren thrifting juga mendorong lahirnya industri kreatif pendukung, seperti jasa laundry profesional, pengepakan, hingga konten kreator fashion thrift.
◆ Tantangan dalam Industri Thrift
Meski menjanjikan, thrift fashion Indonesia juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah regulasi impor barang bekas yang ketat. Pemerintah melarang impor pakaian bekas karena alasan kesehatan, sehingga banyak pelaku usaha thrift kesulitan pasokan.
Selain itu, ada tantangan soal persepsi higienitas. Banyak konsumen baru masih ragu karena takut barang bekas tidak bersih atau membawa penyakit, padahal sebagian besar thrift store sudah menerapkan standar pencucian profesional.
Tantangan lainnya adalah persaingan ketat. Karena modal awal rendah, banyak penjual baru bermunculan sehingga pasar menjadi sangat kompetitif.
Penutup
Thrifting adalah contoh nyata bagaimana gaya hidup bisa berpadu dengan nilai keberlanjutan. Dengan pengelolaan profesional dan dukungan regulasi yang lebih fleksibel, thrift fashion Indonesia bisa terus tumbuh menjadi industri kreatif yang ramah lingkungan sekaligus menguntungkan secara ekonomi.
Kesimpulan
-
Thrift fashion berkembang pesat dan digemari anak muda Indonesia.
-
Alasan utama: murah, unik, dan ramah lingkungan.
-
Dampaknya: menciptakan usaha baru, hidupkan pasar lokal, dan kurangi limbah.
-
Tantangannya: regulasi ketat, isu higienitas, dan persaingan tinggi.