October 6, 2025

Liga 1 Indonesia 2025/26: Persaingan Ketat, Strategi Klub, dan Harapan Suporter

Liga 1

Liga 1 Indonesia 2025/26: Musim Baru, Semangat Baru

Kompetisi sepak bola tertinggi di tanah air kembali bergulir. Liga 1 Indonesia 2025/26 resmi dimulai pada Agustus lalu, menghadirkan persaingan ketat di antara 18 klub. Setiap musim, Liga 1 selalu menjadi sorotan utama pecinta bola tanah air, dan tahun ini ada banyak cerita menarik: dari strategi klub besar, bintang muda yang bersinar, hingga drama klasik di balik rivalitas suporter.

Musim ini dianggap spesial karena sejumlah klub melakukan perombakan besar, baik di lini pemain maupun pelatih. Persija Jakarta, misalnya, mendatangkan striker asing dengan reputasi top. Sementara Persebaya Surabaya fokus membangun tim dengan talenta muda lokal.

Bagi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), Liga 1 2025/26 juga menjadi ajang pembuktian setelah beberapa tahun didera kritik soal jadwal, perizinan, hingga kualitas wasit. Dengan peningkatan standar regulasi dan teknologi VAR yang sudah semakin matang, publik berharap kompetisi kali ini lebih profesional.


◆ Persaingan Antar Klub Elite

Tiga klub papan atas masih jadi favorit juara: Persib Bandung, Persija Jakarta, dan Bali United.

  • Persib Bandung berusaha mempertahankan konsistensi setelah musim lalu tampil solid dengan lini tengah yang kreatif. Kehadiran pemain asing baru di sektor pertahanan membuat mereka semakin tangguh.

  • Persija Jakarta tampil all-out dengan strategi belanja besar. Klub ibu kota ini mengincar gelar setelah puasa panjang, dan suporter Macan Kemayoran menaruh harapan tinggi pada musim ini.

  • Bali United dikenal konsisten sebagai salah satu tim paling stabil dalam manajemen. Mereka tetap mengandalkan kombinasi pemain lokal berkualitas dan pemain asing yang sudah teruji.

Sementara itu, klub-klub lain seperti Arema FC, Persebaya, dan PSM Makassar tidak mau sekadar jadi penggembira. Mereka berbenah dengan menyiapkan taktik mengejutkan yang bisa merusak dominasi klub-klub besar.


◆ Bintang Baru dan Regenerasi Pemain Lokal

Salah satu daya tarik utama Liga 1 Indonesia 2025/26 adalah munculnya bintang-bintang baru. Pemain muda seperti Marselino Ferdinan, Ferdiansyah, dan Miliano Zijlstra mulai mencuri perhatian. Mereka tidak hanya jadi pilar klub, tapi juga calon masa depan Timnas Indonesia.

Selain itu, klub semakin berani memainkan pemain muda hasil akademi. Hal ini positif untuk regenerasi, mengingat kompetisi lokal sering dituding terlalu bergantung pada pemain asing. Dengan regulasi baru yang memberi kuota lebih besar untuk pemain U-23, musim ini bisa jadi momentum kebangkitan talenta lokal.

Di sisi lain, pemain asing masih memainkan peran penting. Striker asal Brasil dan gelandang kreatif asal Jepang banyak menghiasi skuad klub-klub besar. Namun, publik berharap keseimbangan tetap dijaga agar Liga 1 tidak kehilangan identitas lokalnya.


◆ Peran Suporter dan Atmosfer Stadion

Tidak bisa dipungkiri, suporter adalah “nyawa” Liga 1. Atmosfer stadion di Indonesia terkenal sebagai salah satu yang paling meriah di Asia. Dari Jakmania di Gelora Bung Karno, Bobotoh di Bandung, hingga Bonek di Surabaya—semua memberi warna tersendiri.

Musim 2025/26, peran suporter semakin vital. Banyak kelompok suporter melakukan kampanye “Dukung Tanpa Ricuh” demi mengubah citra sepak bola Indonesia menjadi lebih ramah keluarga. Dengan keamanan stadion yang semakin baik, jumlah penonton diprediksi meningkat drastis dibanding musim lalu.

Selain itu, kehadiran media sosial membuat dukungan suporter tak hanya berhenti di stadion. Tagar dan konten kreatif tentang klub kesayangan ramai setiap pekan, menjadikan Liga 1 bukan hanya tontonan, tapi juga bahan diskusi nasional.


◆ Teknologi dan Profesionalisme Liga 1

Sejak diperkenalkannya VAR (Video Assistant Referee), Liga 1 Indonesia terus berbenah dalam hal profesionalisme. Meski awalnya menuai pro-kontra, kini VAR dianggap membantu meningkatkan kualitas keputusan wasit.

Selain itu, penerapan ticketing online membuat sistem masuk stadion lebih rapi. Transparansi keuangan klub juga mulai diawasi dengan ketat agar sesuai standar AFC. Semua ini adalah langkah maju untuk membuat Liga 1 sejajar dengan liga-liga lain di Asia.

Namun, tantangan tetap ada. Jadwal yang padat, perizinan pertandingan di beberapa daerah, dan kualitas rumput stadion masih sering jadi masalah klasik. Jika tidak ditangani serius, hal ini bisa mengurangi kualitas kompetisi.


Penutup

Liga 1 Indonesia 2025/26 hadir sebagai kompetisi penuh cerita. Dari rivalitas klasik, munculnya bintang muda, hingga peran suporter yang luar biasa, semua menjadi bagian dari perjalanan sepak bola nasional.

Refleksi ke Depan

Musim ini adalah momentum untuk membuktikan bahwa Liga 1 bisa lebih profesional, aman, dan kompetitif. Jika klub, suporter, dan federasi bisa bersinergi, Liga 1 Indonesia 2025/26 bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga simbol kebangkitan sepak bola nasional.


Referensi