
Kepercayaan Publik terhadap DPR Menurun
Beberapa tahun terakhir, isu transparansi kinerja DPR di Indonesia menjadi sorotan tajam. Banyak survei menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap DPR cenderung rendah, karena publik merasa kinerja legislatif kurang terbuka dan tidak sesuai aspirasi rakyat.
DPR memiliki fungsi utama membuat undang-undang, mengawasi pemerintah, dan menyusun anggaran negara. Namun, laporan detail tentang kehadiran anggota, hasil rapat, penggunaan anggaran, serta tindak lanjut aspirasi publik masih sulit diakses masyarakat secara terbuka.
Tuntutan transparansi muncul agar DPR bisa lebih akuntabel, profesional, dan benar-benar mewakili kepentingan rakyat, bukan hanya partai politik atau kepentingan pribadi.
◆ Bentuk Transparansi yang Diharapkan Publik
Ada beberapa bentuk keterbukaan yang diharapkan dalam transparansi kinerja DPR di Indonesia:
-
Laporan kehadiran anggota DPR: Siapa yang hadir dalam rapat dan siapa yang absen, agar publik tahu tingkat kedisiplinan wakilnya.
-
Publikasi hasil rapat: Ringkasan keputusan, notulen, dan rekaman rapat harus mudah diakses publik.
-
Transparansi penggunaan anggaran DPR: Termasuk anggaran perjalanan dinas, pengadaan barang, hingga dana reses.
-
Pelaporan kegiatan reses: Laporan hasil reses di dapil agar publik tahu apakah aspirasi mereka tersampaikan.
-
Pengukuran kinerja legislatif: Target legislasi tahunan harus dievaluasi terbuka, bukan hanya angka formal.
Bentuk keterbukaan ini akan memperkuat rasa memiliki masyarakat terhadap lembaga DPR.
◆ Manfaat Transparansi bagi Demokrasi
Meningkatkan transparansi kinerja DPR di Indonesia akan membawa banyak manfaat. Pertama, meningkatkan kepercayaan publik. Masyarakat akan merasa suara mereka benar-benar diperjuangkan karena bisa melihat hasil kerja wakilnya.
Kedua, mendorong profesionalisme. Anggota DPR akan lebih disiplin dan fokus bekerja jika tahu publik bisa memantau setiap aktivitas mereka.
Ketiga, memperkuat kualitas legislasi. Proses pembuatan undang-undang yang terbuka akan mengundang masukan publik dan akademisi, sehingga produk hukum menjadi lebih berkualitas dan relevan.
◆ Tantangan Mewujudkan Transparansi DPR
Meski penting, penerapan transparansi kinerja DPR di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Budaya birokrasi tertutup masih kuat, membuat data internal DPR sulit diakses publik tanpa permohonan resmi.
Selain itu, belum ada standar pengukuran kinerja DPR yang jelas. Penilaian masih sebatas jumlah RUU yang disahkan, padahal kualitas legislasi dan kehadiran anggota juga penting.
Tantangan lainnya adalah rendahnya literasi politik publik. Banyak masyarakat tidak tahu cara mengakses informasi DPR atau menilai kinerjanya secara objektif, sehingga tekanan publik masih lemah.
◆ Langkah-Langkah Menuju DPR yang Transparan
Untuk mewujudkan transparansi kinerja DPR di Indonesia, ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan:
-
Membangun portal keterbukaan data DPR berbasis digital yang mudah diakses.
-
Menetapkan indikator kinerja DPR yang jelas dan terukur setiap tahun.
-
Melibatkan lembaga independen dan media untuk memantau kinerja DPR secara berkala.
-
Mendorong pendidikan literasi politik di sekolah dan kampus agar publik lebih kritis mengawasi DPR.
Langkah-langkah ini bisa menjadikan DPR lebih modern, terbuka, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat.
Penutup
Transparansi adalah syarat mutlak agar DPR bisa bekerja dengan legitimasi tinggi dan mendapat kepercayaan publik. Dengan regulasi, teknologi, dan partisipasi masyarakat, transparansi kinerja DPR di Indonesia bisa menjadi pondasi baru bagi demokrasi yang sehat dan akuntabel.
Kesimpulan
-
Kepercayaan publik rendah karena DPR dianggap tidak transparan.
-
Publik menuntut keterbukaan kehadiran, hasil rapat, dan anggaran.
-
Manfaatnya: tingkatkan kepercayaan, profesionalisme, dan kualitas legislasi.
-
Tantangannya: budaya tertutup, indikator kinerja lemah, literasi publik rendah.